Dua Kelompok yang melakukan aksi damai dengan pro-kontra itu, masing-masing, kelompok yang mengaku dari pimpinan Gereja bersama para Kepala Desa, yang mendesak Dewan, untuk membatalkan penolakan R APBD Dairi TA. 2013.
Sementara kelompok lain, yang juga melakukan aksi yakni, Himpunan Mahasiswa Dairi, yang datang tiba-tiba ke gedung Dewan, juga melakukan aksi yang sama, namun dengan maksud yang bertolak belakang. Sebab aksi yang mereka (Mahasiswa-red) lakukan adalah, untuk memberikan dukungan, dan Apresiasi, atas sikap dan keputusan penolakan Dewan, atas penolakan R APBD Dairi, untuk dijadikan Perda APBD Dairi TA 2013.
|
Himpunan Mahasiswa Dairi |
Dalam selebaran yang ditandatangani sekitar 13 orang Pendeta yang mengaku pimpinan Gereja Dairi ini, menuding, bahwa Dewan telah menghentikan, seluruh program dan anggaran Pemkab.Dairi, termasuk dana Bansos, yang berhubungan dengan seluruh kegiatan yang bersifat rohani.
Sehingga mereka (pemimpin Gereja -red), yang dipimpin, Pdt.B.Sihotang, S.Th (ketua BMAG) Dairi, Pdt. A.Lumbantobing, S.Th (Praeses HKI) Dakota, dan Pdt. H. Harianja (Sekertaris HKI) Daerah IV – Dakota itu, menghimbau agar semua umat kristiani di Dairi, datang ke gedung DPRD, untuk mendoakan anggota DPRD Dairi, agar membuka hati dan pikiran untuk memikirkan hal-hal yang bersifat rohani.
Sementara kelompok Kepala Desa yang dipimpin, Ketua Asosiasi Kepala Desa (Askepdes) Dairi, Singkat Nababan, juga melakukan hal yang sama yakni, agar alokasi dana bansos untuk Bintek para istri Kepdes sebesar, RP. 2, 5 M, (sesuai dengan program yang ada di R APBD 2013) itu, ditinjau kembali dan disetujui, termasuk pengadaan sepeda motor untuk Kepdes.
Sebelumnya, Kamis (13/12), para tokoh agama ini, juga sudah melakukan hal yang sama, yang juga dipimpin, Ketua BMAG Dairi, Pdt. B. Sihotang, dan Sekertarisnya, Pdt. A. Lumbantobing, S.Th, serta ketua MUI Dairi, Drs. H. Naek Angkat, dengan mendesak Dewan, agar alokasi belanja sosial sebesar Rp. 1 milliar yang ada pada R APBD Dairi 2013 yakni, untuk perjalanan Umroh dan , perjalanan wisata rohani itu, disetujui DPRD.
Sementara itu, puluhan massa yang mengaku dari himpunan mahasiswa Dairi, namun bertolak belakang dengan apa yang disampaikan, baik oleh pimpinan Gereja, maupun pimpinan Kepala Desa, yang melakukan protes dengan keputusan yang dibuat Dewan melalui Paripurna tersebut.
Sebab kali ini, kelompok mahasiswa yang dipimpin ketuanya, Fitrianto Berampu itu, mengaku melakukan aksi untuk memberikan dukungan, dan apresiasi kepada Dewan, atas ditolaknya R APBD 2013, dengan membawa Spanduk bertuliskan, “Selamatkan Dairi, tuntaskan Korupsi, Tangkap Bupati Dairi, KRA Johnny Sitohang”.
Peserta Aksi diterima langsung, Ketua DPRD Dairi, Delphi Masdiana Ujung didampingi, puluhan anggota Dewan, Wakil Bupati Dairi, Irwansyah Pasi, Sekda, Julius Gurning, Kapolres Dairi, AKBP Enggar Pareanom, Dandim 0206/D, Letkol Beny Satria, Kajari Sidikalang, dan Ketua PN Sidikalang, Herry Suryawan, serta dikawal ketat puluhan personil dari Polres Dairi.
Menjawab apa yang disampikan peserta aksi, dengan sangat tegas, ketua DPRD, Delphi Ujung menjelaskan, seluruh tahapan dan prosedur persidangan, termasuk keputusan Banggar untuk mendrop dan mengalihkan sejumlah anggaran yang diajukan eksekutip melalui R APBD, termasuk alokasi dana Bansos, yang dinilai tidak Pro Rakyat oleh Dewan, Hingga akhirnya pada rapat Paripurna (pendapat akhir Fraksi), R APBD 2013 tersebut, ditolak melalu Voting.
Pada kesempatan yang sama, anggota DPRD Dairi, Dahlan Sianturi, SE, membacakan sejumlah kriteria tentang, Penggunaan atau alokasi Dana Bansos, sesuai dengan Permendagri 32 tahun 2011, dan permendagri 39 tahun 2012.
Usai mendengar penjelasan dari kedua Ketua dan anggota DPRD tersebut, seluruh peserta aksi bubar dan kembali ke rumah masing-masing, namun sebelumnya, Pdt. B. Sihotang menutup pertemuan itu, dengan Doa.ROBS