MI/Adam Dwi Putra/wt |
Kaum muda memiliki otoritas dalam membangun Indonesia ke depan. Namun, untuk memulai hal tersebut, diperlukan kejujuran dan kerendahan hati agar mampu mencapai masa depan yang tanpa kepura-puraan.
Demikian benang merah dari sambutan deklarator Ormas Nasional Demokrat, Surya Paloh, seusai menerima manifesto dari perwakilan badan eksekutif mahasiswa se-Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/7).
"Orang muda masih memiliki hak-hak otoritas dalam membangun Indonesia ke depan," tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengajak kaum muda dan kaum tua untuk saling jujur dan menghentikan pretensi "akulah yang paling benar". Selain itu, ia mengatakan, tergerusnya moralitas harus segera dihentikan.
"Ketika kita dapat menghentikan kebohongan di antara kita. Maka kita memiliki modal besar dalam merestorasi bangsa ini," tegas Surya.
Jika hal tersebut dapat dilakukan, sambungnya, bukannya tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang paling besar. "Bangsa kita telah memiliki semua persyaratan untuk menjadi bangsa yang paling besar di muka bumi ini," tegasnya.
Namun untuk mencapai itu, diperlukan kejujuran dan keterbukaan. "Indonesia tanpa kepura-puraan," paparnya. (sumber:media indonesia)
Demikian benang merah dari sambutan deklarator Ormas Nasional Demokrat, Surya Paloh, seusai menerima manifesto dari perwakilan badan eksekutif mahasiswa se-Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/7).
"Orang muda masih memiliki hak-hak otoritas dalam membangun Indonesia ke depan," tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengajak kaum muda dan kaum tua untuk saling jujur dan menghentikan pretensi "akulah yang paling benar". Selain itu, ia mengatakan, tergerusnya moralitas harus segera dihentikan.
"Ketika kita dapat menghentikan kebohongan di antara kita. Maka kita memiliki modal besar dalam merestorasi bangsa ini," tegas Surya.
Jika hal tersebut dapat dilakukan, sambungnya, bukannya tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang paling besar. "Bangsa kita telah memiliki semua persyaratan untuk menjadi bangsa yang paling besar di muka bumi ini," tegasnya.
Namun untuk mencapai itu, diperlukan kejujuran dan keterbukaan. "Indonesia tanpa kepura-puraan," paparnya. (sumber:media indonesia)
SHARE BERITA: