Illustrasi |
Sidikalang - Ratusan petani di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi mengalami keterlambatan pemupukan akibat kekosongan pupuk bersubsidi di sejumlah kios. Kekosongan pupuk itu, adalah pupuk subsidi non urea yang diproduksi Petro Kimia Gresik yaitu SP36, Phonska, ZA serta petroganik. Namun, khusus untuk pupuk petroganik pendistribusiannya sudah dilakukanoleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Pemilik kios pengecer resmi pupuk bersubsidi di Kota Sumbul, Ediman Manik yang juga pemilik UD Juma Arke Manik, kepada pers, Senin (21/10) menyebutkan, sekitar 9 kios pengecer pupuk bersubsidi di kecamatan itu mengalami keterlambatan pasokan pupuk.
Manik mengatakan, hampir sebulan pupuk bersubsidi tersebut belum disalurkan pihak distributor kepada mereka (kios). "Akibatnya, tanaman padi petani terlambat dipupuk begitu juga dengan tanaman lainnya seperti cabai dan sayur mayur," sebut Manik.
Menurutnya, ada ke khawatiran petani kalau tanaman mereka rusak dan gagal panen karena tidak mendapat suplai pupuk. "Dengan keterlambatan tersebut, kami sebagai pemilik kios yang langsung bersentuhan dengan kelompok tani menjadi sasaran kemarahan petani," ungkapnya.
"Namun, sejak Sabtu (19/10) menurut informasi dari teman-teman kios pengecer, sudah mulai mendapat pasokan dari distributor. Tetapi untuk kios saya sendiri hingga kemarin belum masuk," kata Manik lagi.
Sementara itu, Ramli Simatupang, pemilik UD Martadiguna, distributor pupuk bersubsidi Petro Kimia di Sidikalang, ketika dikonfirmasi Pers, Senin (21/10) melalui telepon, mengatakan, distribusi pupuk ke kios pengecer lancar.
"Mulai minggu lalu sudah disalurkan ke kios-kios pengecer resmi pupuk bersubsidi di kota Sumbul, sehingga tidak ada kelangkaan pupuk," sebut Ramli.
Hal serupa juga dialami petani di Kecamatan teluk Mengkudu, Sergai. Bahkan, kelangkaan pupuk sudah berlangsung sejak 2 minggu musim tanam padi. Akibatnya, petani tidak menggunakan pupuk dasar.
Pihaknya baru saja melakukan rapat dengan kelompok tani lainnya yang memiliki persoalan sama yakni kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Pihaknya sudah menghubungi Dinas Pertanian Tingkat II namun jawaban yang diberikan tidak pasti.
Kepala Bidang Pengelolaan Lahan Air, Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian (Distan) Sumut, Syahrul Azwar mengatakan, pihaknya sampai sekarang belum mendapatkan laporan dari Kabupaten. "Seharusnya kabupaten cepat memberikan laporan sehingga penyaluran pupuk bersubsidi ke petani tidak terhambat," katanya.
Albert Tarigan, dari PT PIM menjelaskan, stok pupuk saat ini masih melimpah dan tidak akan kekurangan. Dengan demikian, kata dia, tidak mungkin jika di kios-kios tidak ditemukan pupuk bersubsidi.
Ia menilai, yang seharusnya dilakukan, adalah pengecekan terhadap RDKK. Pasalnya, untuk mengambil pupuk bersubsidi yang sudah dialokasikan pemerintah, harus disesuaikan dengan RDKK sehingga bias dipertanggung jawabkan.
Sementara itu, Perwakilan PT Petro Kimia di Sumut Cahyono mengatakan, RDKK semester dua dari kelompok tani belum dikirim ke produsen. Sehingga pupuk ZA, SP-36 dan NPK belum bisa disalurkan, karena sesuai aturan penyaluran pupuk harus menggunakan acuan RDKK selain alokasi yang telah dituangkan dalam SK Bupati.
Sumber: Medanbisnis
SHARE BERITA: