Medan. Stok pupuk SP 36 dan ZA bersubsidi yang diproduksi PT Petro Kimia Gresik di gudang PT Bhanda Graha Reksa (BGR) Jalan Titi Pahlawan Medan Marelan kosong sehingga menghilang dari pasaran. Akibatnya, pendistribusian pupuk ke petani melalui distributor dan kios pupuk tidak berjalan di Sidikalang, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Kini para petani di sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut) tidak dapat melakukan pemupukan dasar. Padahal, penanaman padi sudah dimulai awal Oktober lalu. "Para petani ada yang mengeluh ke saya soal tidak adanya pupuk ZA dan SP-36 di kios pupuk subsidi," kata Wakil Ketua Kelompok Tani Andalan dan Nelayan (KTNA) Sergai Fadlan Hasibuan kepada MedanBisnis, Selasa (22/10)
Untung, ketua Kelompok Tani Fajar di Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai, menambahkan saat ini petani sangat resah akibat kelangkaan pupuk. Sudah lebih dari 2 minggu, kata dia, petani kesulitan mendapatkan pupuk-pupuk bersubsidi di kios-kios.
Menurutnya, selama ini pihak-pihak terkait selalu mengatakan bahwa untuk menebus pupuk bersubsidi harus menunjukkan Rencana Detail Kebutuhan Kelompok (RDKK). "Semua kelompok tani di Teluk Mengkudu sudah membuat RDKK 2 bulan sebelumnya, kepala desa juga sudah mengetahuinya, itu juga yang selalu kami bawa untuk menebus pupuk, nah, sekarang ini, kami bawa, tapi di kios selalu kosong," ungkapnya.
Kekosongan pupuk ZA dan SP-36 ini juga dibenarkan sejumlah distributor pupuk bersubsidi di wilayah Sergai yang menyalurkan pupuk Petrokimia Gresik. Bahkan menurut distributor yang tidak mau disebutkan namanya, mereka tidak bisa menebus karena kekosongan barang.
Tetapi perwakilan PT Petro Kimia Gresik di Medan Cahyono mengatakan stok pupuk cukup tersedia. Namun, yang menjadi permasalahan adalah RDKK hingga semester dua yang dibuat petani tidak masuk ke mereka. "Khusus Sergai, Senin (21/10) RDKK nya sudah masuk melalui distributor, dan hari itu juga pupuk didistribusikan ke Sergai secara bertahap. Tetapi, petani di Dairi sama sekali belum membuat RDKK," akunya.
Sementara, menurut pengakuan Ediman Manik pemilik UD Juma Arke Manik, di Kota Sumbul, selaku kios resmi pupuk bersubsidi mengatakan, tidak ada alasan distributor tidak menyalurkan pupuk ke kios. Sebab sesuai prosedur untuk mendapat pupuk subsidi non urea tersebut, kelompok tani telah memberikan RDKK kepada kios untuk kemudian diberikan ke distributor. "Ini persyaratan pihak distributor mengajukan pupuk ke produsen yaitu PT Petro Kimia Gresik. Namun, hingga akhir Oktober, sekitar 9 kios pengecer di Kota Sumbul terlambat mendapat pasokan pupuk dari distributor yang menyebabkan petani terlambat melakukan pemupukan. Petani bisa gagal panen karena tidak melakukan pemupukan dasar," sebutnya.
Sarman, Ketua Kelompok Tani Subur, Desa Teluk Bayas, Kecamatan Perbaungan Serdang Bedagai, menambahkan, Serdang Bedagai merupakan pilot project untuk program Peningkatan Produksi Beras Nasional. "Jika kelangkaan pupuk terus terjadi, sudah pasti akan memengaruhi produktivitas pertanian," katanya.
Penelusuran MedanBisnis, ke gudang Petro Kimia Gresik oleh sang Manajer PT BGR Budi Susanto yang dikonfirmasikan, Selasa (22/10) membenarkan tidak adanya stok pupuk jenis SP 36 dan ZA di gudang milik perusahaan BUMN tersebut. "Saat ini tidak ada stok pupuk SP 36 dan ZA di gudang BGR, yang ada pupuk NPK jumlahnya mencapai 41.000 ton," kata Budi.
Kekosongan pupuk tersebut menurut Budi karena kapal yang mengangkut pupuk belum sampai di Pelabuhan Belawan, sedangkan dalam satu pekan terakhir, pengeluaran pupuk sesuai permintaan distributor yang terdaftar mencapai 400 ton per hari.
Disebutkan Budi, dalam pekan ini, satu kapal pengangkut pupuk SP 36 dan NPK dengan jumlah sebanyak 28 ribu ton akan tiba di Pelabuhan Belawan. "Kapal sudah bergerak dari Surabaya dalam waktu dekat akan tiba di Pelabuhan Belawan," ujarnya.
Adanya dugaan spekulan yang mengendalikan pupuk SP 36 dan ZA, dikatakan Budi, tanggungjawab PT BGR hanya sebagai penyimpan pupuk dan mengeluarkan dari gudang sesuai permintaan order dari distributor yang terdaftar. "Kami tidak mengetahui apakah ada yang mengendalikan pupuk sehingga hilang di pasar," ujarnya.
Menyikapi hal ini, anggota DPD asal Sumut Parlindungan Purba meminta produsen pupuk subsidi dalam hal ini PT Petro Kimia Gresik segera mendistribusikan pupuk yang dibutuhkan petani. "Saya akan laporkan permasalahan ini ke Kementerian Pertanian. Dan, saya berharap produsen pupuk jangan mempermainkan petani," tegasnya.
Sumber: Medanbisnis
SHARE BERITA: