suber foto: kpk.go.id |
Banyak hal dilakukan KPK terkait penananam nilai-nilai antikorupsi. Di antaranya, meluncurkan program yang disebut Tunas Integritas. Sasaran dari program ini adalah anak usia dini, yaitu usia antara 4- 8 tahun. Selain mengkampanyekan nilai-nilai antikorupsi, program ini merupakan bagian dari upaya memenuhi hak anak memperoleh pendidikan yang menyenangkan.
"Ini merupakan bagian dari upaya KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi pada semua jenjang pendidikan. Mulai dari usia dini sampai perguruan tinggi," kata Direktur Dikyanmas KPK, Dedie A Rahim.
Khusus yang menyasar pada anak usia dini, KPK menggandeng para penulis buku anak, dan ilustrator buku anak. "Mereka paling tidak sudah punya kompetensi, pengalaman, serta tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh anak," ujar Sandri Justiana, Fungsional Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.
Kolaborasi ini menghasilan 6 seri buku cerita bergambar yang terdiri atas empat genre yang akrab dengan anak, yaitu fabel, fantasi, dongeng, realistis kontemporer. Agar menarik dan mudah dicerna, buku ini dipenuhi gambar-gambar berwarna dan dibuat dengan cerita tentang keseharian. Dan untuk lebih menguatkan pesan yang ingin disampaikan, diciptakan karakter keluarga "si Kumbi" untuk mewakili karakter yang ingin disampaikan kepada anak.
Tujuan utama buku ini adalah untuk menanamkan 9 nilai antikorupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, mandiri, kerja keras, dan sederhana. Nilai-nilai inilah yang harus ditanamkan, ditumbuhkan, dipupuk, disebarkan dengan cara yang menyenangkan, menghibur, tidak menggurui dan ramah anak.
Dengan memegang pakem ini, ungkap Sandri, fokus cerita buku adalah mengulas tentang bagaimana penerapan ke sembilan nilai-nilai tadi. "Dalam buku ini kita sengaja tidak memperkenalkan kata korupsi. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman karakter baik," tambahnya.
Khusus yang menyasar pada anak usia dini, KPK menggandeng para penulis buku anak, dan ilustrator buku anak. "Mereka paling tidak sudah punya kompetensi, pengalaman, serta tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh anak," ujar Sandri Justiana, Fungsional Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.
Kolaborasi ini menghasilan 6 seri buku cerita bergambar yang terdiri atas empat genre yang akrab dengan anak, yaitu fabel, fantasi, dongeng, realistis kontemporer. Agar menarik dan mudah dicerna, buku ini dipenuhi gambar-gambar berwarna dan dibuat dengan cerita tentang keseharian. Dan untuk lebih menguatkan pesan yang ingin disampaikan, diciptakan karakter keluarga "si Kumbi" untuk mewakili karakter yang ingin disampaikan kepada anak.
Tujuan utama buku ini adalah untuk menanamkan 9 nilai antikorupsi, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, mandiri, kerja keras, dan sederhana. Nilai-nilai inilah yang harus ditanamkan, ditumbuhkan, dipupuk, disebarkan dengan cara yang menyenangkan, menghibur, tidak menggurui dan ramah anak.
Dengan memegang pakem ini, ungkap Sandri, fokus cerita buku adalah mengulas tentang bagaimana penerapan ke sembilan nilai-nilai tadi. "Dalam buku ini kita sengaja tidak memperkenalkan kata korupsi. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman karakter baik," tambahnya.
sumber foto: kpk.go.id |
Lalu, bagaimana anak-anak berkomentar? Tara (5 tahun), mengaku senang dengan kegiatan ini. Dongeng itu, lanjutnya, sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan sang ayah kepadanya. "Ayah selalu mengajariku supaya jujur. Kalau berbohong, kita akan berdosa. Makanya, kita harus selalu jujur," katanya dalam bahasa yang polos. Lunneta juga begitu. Bocah perempuan berumur tujuh tahun ini mengaku bahwa acara mendongeng yang diberikan KPK, membuatnya senang.
"Jujur itu nggak boleh bohong. Karena kalau bohong, Allah marah dan nanti masuk neraka," ujar Lunneta. Sementara dua bersaudara, Ryan dan Bella, juga sependapat bahwa mereka harus berlaku jujur. Dan sama seperti Tara dan Lunneta, mereka juga selalu diajari orang tua mereka untuk bersikap demikian. "Jujur itu nggak boleh bohong sama sekali," kata Ryan, yang diamini Bella.
"Jujur itu nggak boleh bohong. Karena kalau bohong, Allah marah dan nanti masuk neraka," ujar Lunneta. Sementara dua bersaudara, Ryan dan Bella, juga sependapat bahwa mereka harus berlaku jujur. Dan sama seperti Tara dan Lunneta, mereka juga selalu diajari orang tua mereka untuk bersikap demikian. "Jujur itu nggak boleh bohong sama sekali," kata Ryan, yang diamini Bella.
Sumber: kpk.go.id
SHARE BERITA: