JAKARTA— Selama ini banyak orang yang menganggap Soekarno adalah tokoh yang sangat sekuler. Namun, pendapat itu sebenarnya tak tepat. Banyak pemikiran Bung Karno yang sangat berorientasi pada ajaran Islam.
"Kehadiran Baitul Muslimin Indonesia memiliki tujuan mulia untuk meluruskan pemikiran Bung Karno yang sering dikonotasikan sekuler dan cenderung kiri," kata Basarah dalam peringatan HUT keenam di kantor Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2013). Selama hidupnya, ujar dia, Bung Karno justru lebih banyak memperjuangkan kelompok-kelompok Islam, termasuk soal pembentukan Panitia 9 yang melahirkan Piagam Jakarta.
Dengan mencontoh Bung Karno, Basarah berpendapat, saat ini bukan waktunya lagi tokoh-tokoh politik mempertentangkan "ideologi" nasionalis dan Islam. Sesuai cita-cita Bung Karno, bila dua hal tersebut dapat disatukan maka akan membuat Indonesia menjadi negara yang kuat baik secara politik maupun hukum. "Jadi, kalau sekarang hasil survei menempatkan PDI Perjuangan di urutan teratas sangat wajar," canda Basarah, yang juga adalah Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu.
Dalam acara HUT ormas Islam sayap PDI Perjuangan tersebut, hadir beberapa tokoh-tokoh nasional, seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mewakili Ketua Dewan Masjid Indonesia, dan Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin. Hadir pula Sekjen PBNU Khalid Ghazali, politisi senior Akbar Tandjung yang mewakili Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam, dan Jimly Asshiddiqie yang mewakili Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.
Sumber: Tribun
SHARE BERITA: