Pesawat Jabiru J430 saat di pamerkan di Pameran Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK |
JAKARTA,Para siswa SMKN 29 Penerbangan Jakarta tengah merakit pesawat eksperimental, yang mereka beri nama Jabiru J430. Pesawat yang dibeli secara terpisah dari Australia ini akan mulai diuji coba terbang untuk pertama kalinya pada Desember mendatang.
Nikko Reonanta, salah seorang siswa kelas XII SMKN 29 Penerbangan Jakarta yang ikut merakit Jabiru J430, menjelaskan, pada Agustus lalu, seluruh komponen pesawat Jabiru telah tiba di SMKN 29. Proses perakitan pesawat pun mulai dilakukan pada 3 September 2011. Waktu yang dibutuhkan untuk perakitan sekitar tiga hingga empat bulan.
Pesawat Jabiru merupakan pesawat swayasa bermuatan empat awak, yaitu pesawat karya rakitan sendiri. Oleh pemilik sebelumnya, siswa dan siswi SMKN 29 Penerbangan Jakarta diberi keleluasaan untuk memodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
"Inilah yang kami manfaatkan untuk berkreasi dengan merubah lima titik pada badan pesawat yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi terbang pesawat, dan meningkatkan kenyamanan pengendara," kata Nikko, saat ditemui Kompas.com, Selasa (22/11/2011), dalam Pameran Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK, di Parkir Timur Senayan, Jakarta.
Saat ini, perakitan seharga Rp 1,4 miliar itu telah dalam tahap penyelesaian. Rencananya, pada awal Desember akan dilakukan tes engine pada pesawat rakitan pelajar Indonesia ini. Sementara, pada akhir Desember, Jabiru direncanakan akan diterbangkan untuk pertama kalinya di Bandara Pondok Cabe dengan melibatkan personel dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
"Sebenarnya Jabiru sudah bisa terbang, tinggal finishing, seperti pengecatan, dan pemasangan aksesori lainnya. Nantinya kita akan pake kode penerbangan PK-SMK," kata Nikko.
Modifikasi
Adapun, lima titik badan pesawat yang diubah dan dimodifokasi adalah, pertama, penambahan bilah penutup celah antara sirip pesawat dan sayap utama. Kedua, memperkecil jarak elevator dan stabilisator horizontal pada bagian ekor pesawat.
Selanjutnya adalah penambahan lapisan dempul untuk memuluskan penutup pengendali pesawat yang terletak di ekor pesawat. Keempat, penutupan cekungan pada perut pesawat menggunakan material komposit ditambah lapisan dempul agar permukaan menjadi mulus. Dan kelima adalah mencopot corong ventilasi udara pada bagian depan pesawat agar mengurangi hambatan udara.(Kompas)
SHARE BERITA: