Akhirnya banyak warga korban gempa dianak-tirikan.
Warga diterima di Camat dengan tangan terbuka (foto:mahalipan/ROB) |
September 2011, puluhan warga mendatangi kantor Camat Berampu dengan menggunakan Sepeda Motor dan Mobil Pick Up pada hari Kamis
Kedatangan warga diterima Camat Berampu, Yon Hendrik didampingi Sekcam, Lamatur Sitanggang dan Kasi Kesra Kecamatan Berampu, Manahan Ritonga di ruang Rapat Kantor Camat Berampu.
Pada Pertemuan itu, salah seorang juru bicara warga yang juga salah seorang dari korban gempa , Abner Sianturi menuding oknum Kepala Desa Karing, Lisma boru Berampu dan pihak Kecamatan telah menipulasi data korban gempa, sehingga warga yang kondisi rumahnya benar – benar rusak parah tidak menerima bantuan, sementara warga lain yang masih ada hubungan keluarga dengan oknum Kepala Desa yang kondisi rumahnya hanya rusak ringan menerima bantuan tersebut.
Bahrem Padang, salah satu korban gempa menyampaikan kekesalannya, “pada saat kejadian, kondisi rumah saya sangat parah dan mungkin terparah di Desa ini, tetapi kenapa saya hanya menerima bantuan Indomi, sementara warga lain yang rumahnya hanya mengalami retak sedikit mendapat bantuan uang hingga jutaan rupiah, pada hal jauh-jauh sebelumnya, rumah saya sudah berulang di data kepala dusun maupun petugas lainnya”, yang dukung warga lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan puluhan warga korban gempa itu, Camat Berampu, Yon Hendrik menjelaskan bahwa, yang melakukan pendataan terhadap korban gempa adalah aparatur Desa, dan pihaknya hanya melakukan rekapitulasi data yang diserahkan kepada pihak Kabupaten Dairi untuk diteruskan ke Dinas Tenaga kerja dan sosial (Disnakersos) Kabupaten Dairi.
Yon Hendrik mengakui jumlah korban gempa yang diajukan ke Kabupaten Dairi ada sebanyak 70 unit rumah yang mengalami rusak berat, namun karena jumlah bantuan korban gempa untuk Kecamatan berampu terbatas, dan setelah pihak Disnakersos melakukan acak terhadap data yang telah diajukannya, jumlah penerima bantuan korban gempa di kecamatan Berampu hanya 44 KK dengan bantuan 6 juta rupiah untuk 1 unit Rumah.
Pada pertemuan itu, ketegangan sempat terjadi ketika salah seorang warga, Hendra Irawan memaksa pihak Kecamatan membacakan data nama – nama korban gempa dan kondisi kerusakan rumah masing-masing, namun setelah data itu dibacakan Manahan Ritonga, spontan warga yang hadir saat itu, merasa dianak tirikan oleh Kepala Desa dan pihak kecamatan sebab, dari 141 KK nama yang yang dibacakan itu, sejumlah warga yang rumahnya benar – benar mengalami Rusak parah itu, tidak ada didalam data yang telah dibacakan.
Hingga akhirnya seluruh warga yang merasa dianak tirikan itu, memaksa Camat Yon Hendrik untuk menghadirkan oknum Kepala Desa yang dinilai telah menipulasi data itu, namun dengan alasan kedatangan warga saat itu mendadak, Yon Hendrik tidak bersedia memanggil Kepala Desa Karing itu.
Ketidaksediaan Camat untuk menghadirkan Kepala Desa, membuat warga merasa kesal terhadap Camat hingga mereka menduga Camat, Yon Hendrik telah sekongkol dengan Kepala Desa untuk menipulasi Data korban Gempa. Karena mereka kecewa dengan apa yang disampaikan pihak kecamatan, akhirnya puluhan warga dengan kesal meninggalkan Kantor Camat dan kembali akan mendatangi Kepala Desa Karing, Lisma boru Berampu untuk melakukan klarifikasi Data korban gempa yang mereka nilai telah direkayasa hingga bantuan korban gempa itu tidak tepat sasaran. Namun setibanya di Kantor Kepala Desa Karing, warga kembali kecewa karena Kepala Desa tidak ada di tempat. ROB
SHARE BERITA: