BATAM– Unjuk rasa ribuan buruh yang berakhir rusuh sejak Rabu (23/11) menyebabkan aktivitas perekonomian dan perkantoran di Kota Batam, Kepulauan Riau, lumpuh.
Para pengusaha memilih tutup karena takut aksi buruh berlangsung anarkistis. Sehari sebelumnya para buruh sempat merusak kantor Wali Kota Batam serta membakar belasan bangunan milik polisi dan mobil.
Berdasarkan pantauan, sejumlah perkantoran tampak tutup. Misalnya, kantor Kejaksaan Negeri Batam,Pertamina, Bank BRI,dan PDAM. Aktivitas kerja pegawai di kantor Pemko Batam juga lumpuh total.Begitu juga dengan pusat perbelanjaan Mega Mall dan Batam Centre Mall.
Berdasarkan pantauan, sejumlah perkantoran tampak tutup. Misalnya, kantor Kejaksaan Negeri Batam,Pertamina, Bank BRI,dan PDAM. Aktivitas kerja pegawai di kantor Pemko Batam juga lumpuh total.Begitu juga dengan pusat perbelanjaan Mega Mall dan Batam Centre Mall.
Sementara, masyarakat tampak menghindari kawasan Batam Centre.Para pelaku usaha di kawasan ini juga memilih menutup tokonya.“Perusahaan sengaja memilih tutup dini untuk mengantisipasi kerusuhan di areal pabrik,” kata Koordinator Garda Pekerja Erwin Ginting kemarin. Gusti, pedagang roti, mengaku, akibat tutupnya perkantoran dan tokotoko dia rugi Rp10–15 juta setiap hari.
“Pedagang di sini tidak berani membuka toko mereka karena takut aksi buruh ricuh lagi,”katanya. Sementara, ribuan buruh kemarin kembali turun ke jalan mengepung kantor Wali Kota Batam. Aksi ini lagi-lagi ricuh.Polisi menembaki buruh dengan peluru karet dan gas air mata.Penembakan terjadi pukul 09.00 WIB, saat ribuan buruh berada di depan kantor Wali Kota,Jalan Engku Putri I,Batam.
Tembakan aparat terjadi karena buruh mencoba merapat sampai ke batas pagar kantor tersebut. “Hari ini (kemarin) kita tidak akan melakukan tindakan anarkistis. Kita hanya ingin minta kepastian soal kenaikan upah kami.Tapi begitu mau merapat, polisi sudah dulu menembaki kami,” ujar Ahmad, salah seorang buruh. Oktarian,salah seorang warga, mengatakan bahwa ribuan buruh yang melakukan aksi unjuk rasa langsung dihadang barikade petugas sebelum memasuki kantor wali kota.
Tak diketahui pihak mana yang memulai, tiba-tiba petugas mengejar para buruh sambil mengeluarkan tembakan peringatan dan gas air mata.“Para buruh menjadi incaran aparat keamanan, mereka lari tunggang langgang untuk menghindari kejaran,”ungkapnya. Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Muhammad Sani mengimbau buruh dan semua pihak di Batam menahan diri agar iklim investasi tidak terganggu dan menimbulkan kerugian.
“Saya meminta buruh dan semua pihak tidak emosi dan tidak melakukan tindakan tindakan anarkistis yang justru akan mengganggu iklim investasi dan dapat merugikan semua pihak,”kata Sani. Dia menilai, tindakan anarkistis yang terjadi dua hari terakhir dalam unjuk rasa menuntut upah minimum kota (UMK) 2012 sebesar Rp1.760.000 akan mengganggu iklim investasi yang sedang dibangun di Batam.
Menyangkut besaran UMK,Gubernur menjelaskan saat ini pihaknya masih menunggu pembahasan besaran nilai yang masih dilakukan oleh Pemkot Batam.“Saya harapkan semua pihak bersabar menunggu keputusan akhir penetapan UMK,”kata Sani. Sementara, aparat kepolisian telah menetapkan dua tersangka dalam kerusuhan itu. Mereka diduga sebagai provokator sekaligus perusak fasilitas.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengungkapkan, kedua orang tersebut diduga sebagai provokasi dan mengerahkan massa untuk melakukan perusakan. Mereka berinisial A,32,dan AM,21.“Dari insiden itu,polisi sudah mengamankan 27 orang. Setelah diinterogasi, akhirnya kami tetapkan dua orang tersangka,” ujar Saud di Mabes Polri,Jakarta,kemarin.(krisiandi sacawisastra/ okezone/seputar Indonesia)
SHARE BERITA: